Studi Analitik Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala Kabupaten Soppeng
, Andi Alim
, Asriani Minarti S
(1) Universitas Pejuang Republik Indonesia
(2) Universitas Pejuang Republik Indonesia
(3) Universitas Muslim Indonesia
Limbah medis merupakan bahan infeksius dan berbahaya yang harus dikelola dengan benar agar tidak menjadi sumber infeksius baru bagi masyarakat di sekitar rumah sakit, maupun bagi tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit itu sendiri. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologis, limbah tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah limbah cair, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan metode crossectional study dengan tujuan untuk melihat hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan tenaga medis terhadap cara pengelolaan sampah medis padat di Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala Kabupaten Soppeng. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala Kabupaten Soppeng dan dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juli 2022, dengan jumlah responden sebanyak 86 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa ada hubungan yang bermakna antara medis petugas rumah sakit dengan sistem pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala Kabupaten Soppeng, dengan nilai p = 0,000, ada hubungan antara sikap petugas kesehatan dengan sistem pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala Kabupaten Soppeng, dengan nilai p = 0,002 dan tindakan petugas kesehatan dengan sistem pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit Umum Daerah La Temmamala Kabupaten Soppeng, dengan nilai p = 0,002.
Pengetahuan; Sikap; Tindakan; Pengelolaan Limbah Medis Padat
Abstract viewed : 1097 times
PDF files downloaded : 269 times
Copyright (c) 2022 Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
This work is licensed under a
Copyright of Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama. ISSN: 2252-8865 (Print) dan 2598-4217 (Online).
This work is licensed under a
Fasilitas publik dan penyedia layanan jasa publik, merupakan penunjang untuk kehidupan masyarakat sehari-hari. Tentu tempat-tempat publik tersebut juga menghasilkan limbah yang perlu dimanajemen agar tidak mencemari lingkungan. Begitu juga dengan rumah sakit. Limbah rumah sakit sendiri ada banyak jenisnya dan berbeda – beda pula cara manajemennya.
Apakah yang dimaksud dengan limbah rumah sakit? Banyak pengertian dari limbah rumah sakit, yakni: semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Ada pula yang mendefinisikan limbah rumah sakit sebagai semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis. Limbah rumah sakit yang berasal dari medis terdiri dari: limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi. Termasuk di dalamnya yakni limbah infeksius merupakan limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
Tidak hanya yang dihasilkan dari kegiatan medis, dikenal pula limbah padat non medis yang merupakan limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Penilaian limbah padat non medis dilakukan untuk memilah limbah padat non medis antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu pemilahan juga dilakukan untuk memilah antara limbah basah dan limbah kering
Limbah padat non medis juga memiliki kontainer atau wadah dengan kriteria – kriteria yang harus dipenuhi pula yang dimaksudkan agar limbah non medis tidak mencemari lingkungan sekitar. Kontainer limbah nonmedis terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan. Wadah juga harus memiliki minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 1 x 24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang penganggu. Setelah diangkut dari wadah, selanjutnya, pengelolaan limbah padat non medis berlanjut dengan menaruh sampahdi penampungan limbah sementara menggunakan troli tertutup.
Penampungan limbah non medis berada di tempat penampungan sementara yang dipisahkan antara limbah yang masih dapat dimanfaatkan kembali dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Tempat penampungan tersebut harus memiliki syarat yakni tidak boleh menimbulkan bau yang tidak sedap, dan sebagai tempat wadah bersarangnya lalat, serta dilengkapi saluran untuk cairan lindi. Selain itu, tempat penampungan sementara harus kedap air, memiliki tutup yang baik, dan harus selalu tertutup bila sedang tidak diisi, sehingga memudahkan untuk dibersihkan. Lokasi penampungan limbah harus mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut limbah padat dan dikosongkan serta dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.
Manajemen pengelolaan limbah padat non-medis RS Panti Rapih ini dibuang di TPA Piyungan, sedangkan untuk pegangkutannya, rumah sakit bekerjasama dengan pihak swasta. Proses pengangkutan dilakukan dengan menggunakan truck tertutup sehingga meminimalkan risiko potensial terhadap masyarakat dan lingkungan di daerah pemukiman. Proses pembuangan adalah open dumping dengan frekuensi pengangkutan setiap hari satu kali pengangkutan. Pelabelan dan warna tempat sampah di rumah sakit sudah disesuaikan dengan jenis limbah medis maupun non medis, akan tetapi pada prakteknya, masyarakat terkadang tidak mencermati hal – hal tersebut sehingga kadang ditemukan sampah – sampah yang salah letak atau tidak pada tempat seharusnya. Berikut ini merupakan contoh jenis limbah umum yang salah letak di RS Panti Rapih: sisa makanan masuk ke tempat sampah medis, tissue masuk sampah medis, gelas air mineral masuk sampah medis, botol minuman masuk sampah medis/botol, kertas masuk sampah medis, kardus bungkus obat.
Tanggung jawab pengelolaan limbah rumah sakit memang menjadi tanggung jawab dari pihak rumah sakit, tetapi membantu dan mendukung hal tersebut merupakan kewajiban bersama para pengguna fasilitas kesehatan rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar tercipta lingkungan sehat di rumah sakit yang dapat menjadi pendukung kesehatan pasien dan kesehatan bersama.
disusun oleh: Bayu Nuriyanto Aulady, AMKL (Penanggung Jawab Fasilitas Lingkungan RS Panti Rapih Yk)
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.4 841.8] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S>> endobj 4 0 obj <> stream xœWMo1½GÊð1Aªëñ÷rKɶ´¤¥´PUq@¨í© ¸ð÷™ï:Ù§¡vW»Þg{füÞÌ䤛NŽOA ˆîq:¡ð„ÓVº(H«�螧%žèv6�ÜÏÄü³è.¦“'Ÿt›YAɈp¥êg�±?ê©Üƒ4NhídÀ9�—V|Å)ÇçÏ_ž‚X~ÒòǧZ€Ù HÜ"àj!ô;s?»ž¹Ùûù‘�ÝÌÝl�×^‚‡[F¼£�·ø�>�⧽$è‚ÇÏæ ýãU?°ßq«¬36§$ˆFF4]GÙX²u�W¿·›½%#E²’6~G–œãk'ع«Í(¿¯ø~–Pû÷5do[2ÑX»½å ÉÆ!®'8’žîx¤ÀS6uÛZ@Òé:lO5ßDib%ÖéöÑrÖxÙÔb•—P‰uÁUÛàèt%˜€UX‹4•ëZ§«m°dS5(ß—¬Õ6Ê…ñJ["ÑH¤‹52=õÊMJh“v^¹íqëíU‹4U`Ló¢W› �Tq;‘±«ó>×´ØgÁ¬óÈ ¨7ƒîsøD·ŽuVTuhH_£‹fbÆõýŠÒú%4®¼Ž%ht»P ÐF•ŒÖ°‹w%3Œ1»ØæC /« .TD-A1!èÊU‘ þ%rAÐTÀ ±T6ôn¯‰‹>Ïví%½¶WH!ÁÙ¾e6íÏ™!D5VÀªçŠÏõ !7š¥xÂß5>Æ(¬[«°“Óg³éµïgº”:SŠ)c�ÚtPÌ]�A®µÔnŠŸÓÉã«é„õú«oæqÉq`ÂmêÚ•“ÖpWD½z䚃:ñ8‰PŸ^‰oIH{Š�G¸ðÇ/�Ô·Súcµ©ÏåÚšöMÒcáœÐÇÔð{»ì Ë4ÅuRβ?ÎN,³¬Òzû–z“1Å·Oóÿ:=ÇÝñŒ]çÿ﯂œbëšøuÉ‚‘�.¹´4üÿ }jÂ, endstream endobj 5 0 obj <> endobj 6 0 obj <> endobj 7 0 obj <> stream ÿØÿà JFIF ` ` ÿÛ C ' .)10.)-,3:J>36F7,-@WAFLNRSR2>ZaZP`JQROÿÛ C&&O5-5OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOÿÀ
92%92% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
8%8% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Menciptakan kebersihan di rumah sakit merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan dengan berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, prilaku masyarakat, kondisi lingkungan, sosial dan teknologi
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun. Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius. Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik. Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular (hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ genetik) dan resiko bahaya kimia.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi
D. Pemilahan dan Pewadahan Limbah Medis Padat
1. Pemilahan limbah medis harus dimulai dari sumber yang menghasilkan limbah.
2. Disediakan dua tempat sampah denga pedal (sampah medis dan non medis)
3. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali
4. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidak. Wadah tersebut harus anti tusuk, anti bocor, ringan, tahan karat, permukaan rata dan tidak mudah untuk dibuka (dibeberapa RS mempergunakan jerigen dan diisi label)
5. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari bila sampah mencapai kapasitas 2/3 dari tempat sampah
6. Sangat dihindari limbah ini didaur ulang
7. Jenis wadah dan labelnya
8. Limbah sitotoksis disimpan dalam wadah yang kuat, anti bocor dan diberikan label dan tulisan “ Limbah Sitotoksis “
9. Semua limbah yang berasal dari kamar operasi dikategorikan sampah infeksius
E. Pengumpulan, Pengangkutan dan Pemusnahan Limbah Medis Padat
1. Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan menggunakan troli khusus yang tertutup
2. Penyimpanan limbah disesuaikan dengan iklim tropis yaitu :
a. Musim hujan : paling lama 48 jam ( 2 hari )
b. Musim panas : paling lama 24 jam
3. Sampah medis yang diangkut ke luar dari RS harus mempergunakan angkutan khusus.
4. Sampah medis padat dapat dihancurkan di incinerator dengan suhu diatas 1000 C
Demikian artikel tentang Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Semoga bermanfaat.
PK ! Áj9ÆÍ > [Content_Types].xml ¢( ´UKoÛ0¾Ø0t-l¥=ç‡=v–agE¢mÖÓ&ÿ~”�iáDÙÚ\ÈÔ÷ )‰ÓÛ�i‹'Q;[³ëj °Ò)m—5û9¿/?³"¢°J´ÎBͶÙíìã‡é|ë!„¶±f+Dÿ…ó(W`D¬œK‘Æ#�–aɽ�ÄøÍdò‰Kg,–˜8Ølú ±n±¸ÛĞïŞÉoKV|í7&ši“º Å€iF!›2EÆ1Úø $¼oµHáOV½Ê¦ÜeR²ÛWÚÇ+J÷ˆBŠ¼LäPà8N9ygâ³*I~§î x„¡JñãD°6Tæê´ƒ‘]Óh >±ùà$ÄHÇ´Õ1BÛ}êG}صY@ äû¨³&"n[ˆïï ç=Sş—ÆÕ]Ó€¤K‘oŠ‰eª|ÕK`ój€Hõ>GäåU-s��;欅gXü¸˜‹ò¬‘Æ9´/Ñû�:k¬º�‡=sÖB2áúŒs÷�G¢'>Cßâ\,Z¸„ƒuÖÒ|Ş}ß^‰�æ”$=“�ÁùHó.üGÚûA“Ğ%½¿jFÍØ{;(Òˆys�!McjD›wÓö ÿÿ PK ! ‘·ó N _rels/.rels ¢( Œ’ÛJA†ïßaÈ}7Û "ÒÙŞH¡w"ë„™ìw̤ھ½£ ºPÛ^æôçËOÖ›ƒ›Ô;§<¯aYÕ Ø›`Gßkxm·‹PYÈ[š‚g GΰinoÖ/<‘”¡<Œ1«¢â³†A$>"f3°£\…ȾTº�I S�‘ÌõŒ«º¾ÇôWš™¦ÚY igï@µÇX6_Ö]7~ fïØˉÈaoÙ.b*lIÆr�j)õ,l0Ï%�‘b¬ 6ài¢ÕõDÿ_‹�…, ¡ ‰Ïó|uœZ^tÙ¢yǯ;!Y,}{ûCƒ³/h> ÿÿ PK ! HAÊÃ1 L word/_rels/document.xml.rels ¢( ¼XM�›0½Wê@¾/�ÉIµd/ÛJ{¨*µ©öˆ»`#ÛÛ6ÿ¾ÎRé†Ù—H”ñË{o>ÈíİŸªô~�Ò…aşŒx ™"�ÈÏİ—›5ñ´á"契#hr·ıøáö;”ÜØ/éCQkÏf:"cêO”êä ×¾¬AØ'™T7ö¨rZóä™ç@ƒÙlEU?Ù^äôÒˆ¨‡ÔŞ¿;Ööæ÷sË,+¸—ÉKÂ\¹‚•½Û&ä*‘ Ò‚7Aæ?Õ�z›»D!Kø¶‚ÄtH ÚCz"]Ó¯E¢¤–™‰¥JãMßÄ–yÜş°ÀOe2ˆt"¾BªlD°rIW&¥ÕqÕœ™o�5`H®ªåÖOdE¿œ|^Z‘js,A?æğ9ˬPº»ıÍ#GÀ\1Ò7+Ì7¡K Ra5ë±ÖF0²XàÃp©/0ë2§DŒTl�),]Ò5éEêhS6ã¿ŞœQ_9íFþZa¾ ì`�b�1N»‘x±3KÙ‘Õiqar8Uã4şk5ç‚9¥bdñ0´xÓ‡Í0ç8í5¿aÿŒ9m;�wzAT8§HF 7G…ZB®lÅïo®#‘†(R§;£±»oÇ~=Ò×Otec5È9fs¶qYl#5[bš9í úM5¶¬�r5
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 612 792] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ�WÛnÛ8}7àà£TÀ4ï’Š¢€k×—dcE‘öAMÇÛÄé&ÎCþ~g(Ékºu!Ïœ¹pfؼì6÷ùíŽ|úÔìvùíÃêŽÜô‡Ï»ÝóÓ�~öþ{Õ¿Ê×›m¾ÛZªNwS™¸¼¼ º)n*D¡#sbDLu…8¹Ì0È‚" Î'¨Û"cy Éñs,¨‘.†—•9ÅJ F°W3Ó1j‰¨I“¸ b| Q¢‰`7s*¢6ˆIKŽÒ0Ê[!òÆ´°w¯×$D*ŽCé^?Êoe`’l ~.sOgãÁE“«“]íàù)roænÚ2†Æ� yD•®Ø†q�¿ Ë÷œdoaÏ�$úJÆ�8>…\›ü!ìi‡‰cS•¸¸›-®Ø�;;äÿ¼ýBì|kw4nã×U(ƒŸø˜¯ó y {"È+A8!ß½¯ß-Á|È®°(;„T�¤¸‘VY&©©H= X~7„ä)wåªIueèH ’}ãqËTð`U^ãícþBöUZ¤)K\´Â“^~‡·à(tâ�uÀP{!ÖB¥‰§h¸Â k´æ/|k�·.g|`ö€Î »Z\Ú@JE†ê#RHÀJø6‚HŽ�»ÊÉuŨܲ"NhÜ¥®ÚT( k‡¢Zæaí O– É4– �5H–�—MyÈaÎÜÇÕÃǦéRáu¦ûÙ6–�ú†H0- BrÐaœ|›w©ˆÆ‡³pr½ï²1™åPûy•Dz˜f‡YÔ¶z{ƒº„S)È˪۹ÿp¡ †t8[ŒS–9Y ….|Ãtg¡Ò¼Ò·1%pÁFٻЂ!ô<‘ AíÌÕ(‰ƒ ?†nð…¬T1¥©á Ž0ýF‰›·‡–@·j xR×)M=�"ÚjŸ æ1‡6(�eu©lâçJS¹oìRÛÄ¢³3hKuáò}7:I�qÓlþ²ýÛkÈ¿)FÃ'§6â'£Ý.Ÿ—ݼm´Ó…ý
%PDF-1.4 %âãÏÓ 1 0 obj << /Resources << /ProcSet [/PDF /ImageB] /XObject << /Im2 2 0 R /Im1 3 0 R /Im0 4 0 R /Im4 5 0 R /Im3 6 0 R >> >> /Rotate 0 /Type /Page /Contents 7 0 R /Parent 8 0 R /MediaBox [0.0 0.0 580.0 806.0] /CropBox [0.0 0.0 580.0 806.0] >> endobj 7 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 220 >> stream xœ=Ð;nÐ~OÁBøЧI™3¤HeE¾ÖÞ¸CH< s?¬›Þ„È´"a©@€,-"Ú¤ål’Þî„ Þ@éûv¼Þ„>~�¯ã~hWÎLä Z4NP}=Ôà�f|ÈÍX0Ù¢¤&\S‘Ñ©ÿ$†U÷"õugÌ™PÐ$UNÛ,ád–×J„OB:í핱ØjÁçÏò˜¢Œ{åëáu TÒœn[Ìåù¿·—M?GT¿ÊZ·*b$HYŸR*Úâ,{ƒ ÅÚÙµ-^`<Á?ÞpQ endstream endobj 4 0 obj << /Subtype /Image /Filter /DCTDecode /Width 400 /Height 64 /Length 5542 /BitsPerComponent 8 /ColorSpace /DeviceGray >> stream ÿØÿî Adobe d€ ÿÛ C $''''$25552;;;;;;;;;;ÿÀ @� ÿÄ Q !1A"Qaq2�‘¡Bð±ÁÑRbr#ñ3á‚’¢$ÿÚ ? ú >ÍÛŽ \W`q«ÄHmbP©´ù¨øÕÿ j~NÏÛu>ÿ û¥LôÌXtµqNåÙ-„Üf+‚ëUdá2ã¡Ž½ê«·gŠ»Ê{‡,�I‚è³,ÂÑq�ÇSÞªìm¼mzBk•.^ 9Ú`ùµ Ž±Ú�¾Ìtia/¬(LK`:øˆ™·¤|g nm:ßzàÊ,>{–°ƒ4ï«K݆ Úƒ$ »œÄH˜8ô�qõè¿(i´FÉ) ™WÐOOº»9ªÏÃÚU3pŒÈ…CK€JØÛEøã#‚ûvò!f”cò*,>›6ì>ꢸ٩ŒH¹ñœ†2ÇoXú¤S¢n<�s1X°+ÿ )Ǿ=cá\ºŽÅYÄî0Ù‡ˆ X¶Yòi‰Ÿ«©Ð‹Ê]lG!“añ;—²>Ò)_ûV-zÍzNþ/g+Qÿ �Rmš›fã°ÛÉYÀ�~—‘]œDÇk6Kù9a¶:ÅÌÜÂ×eQEQEÃÍA¿�š|–uíS±%Iö¬I!¤W.Ý\”Úu†!Yv *×¾O6QüésîH)íIÒš÷kÄ¿› ØÇëòù×QfeYHbÞ©$‚ßñÉ,fÍòý«6âþò�@J{‡¸7³o�hãé÷ŠÊ6Pä:Jfò½Åý*-´®¶ÒJ6ÄÔ¬DfÊ cþ êzÕþ/y´ÂÌ“#«ÆÂz÷ÈöW§EW8©dRH|…ÄŒÒ)yXP§<½ÒÙ• ä�X‘]ZRjUшÖ,¡ (‚*”Q\¿¸&�œxÚƒ)?äˆøúT4qô.ÇÑ¥Jê ª²d¤�’e—¢Ç ŽÀRÙ9‡Cm ´‘¿Û_#|Wü²P#å·…+¡x;vk {fC‹©p« éøSo]a.û䘱õ°µw¦ô}#x•VPÞ@© ‰¸=:Ö&Õݨ°·U#¸ •6ùŠ˜}